Title page

Jumat, 18 Januari 2008

Curahan Terakhir

Hari ini masih seperti yang kemarin. Matahari pun masih dengan lembut menyinari panasnya. Bahkan aku pun kian akrab dengan segelintir suara yang perlahan-lahan, memecahkan mangkuk sebuah kesombongan.


Aku memang terbuang, dan aku memang merepotkan semua orang.


Tapi ingatkah kalian atas semua yang kau rasakan. Rumah yang beratapkan kemewahan, serta lantai yang beralaskan kekilauan. Semuanya kau dapat raih dengan kerja keras dan semangat juangmu. Mulai ingatkah kalian… saat kesibukan memeluk erat, saat kelelahan mengejar waktu, saat diri tak lagi mengenal jiwanya, saat hati tak lagi utama, saat… kalian masih tetap terdiam mengindahkan apa yang ada di sekeliling jiwa kalian.

Aku memang terbuang, dan aku memang merepotkan semua orang.

Aku memang termakan usia, ditambah lagi susahnya berpijak bagi diriku. Berjalan pun aku perlu dengan dua roda ini. Bahkan aku semakin tidak jelas apa yang mereka katakan dan mata yang terus kian kabur. Aku hanya bisa merasakan dengan hati. Hati yang tidak mampu menerima apa yang telah aku beri.

Aku memang terbuang, dan aku memang merepotkan semua orang.

Benarkah itu aku… masih tetap tidak ingatkah kalian… Aku yang mengandung dan selama itu aku berjuang. Namun apa balasan dari kalian. Aku didampar di pondok ini. Dimanakah hati kalian? Biarlah, jika itu membuat kalian bahagia. Aku takkan mengusiknya. Dan aku tetap bangga keberhasilan kalian meski aku tak pernah merasakannya. Kalian tetaplah anak-anakku.