Title page

Senin, 29 November 2010

Tikus gak bisa bergerak

Gila waktu udah berjalan cepat, sedangkan gw masih belum bisa mengarahkan tikus itu. Pas otak gw udah sukses berpikir keras buat pegang, ternyata giliran tangan gw yang gak sanggup bergerak. Arggh.. ada apaan sih nih. Gw bagaikan marionet dari atas sana. Matanya masih kedap-kedip seolah berkata, “ayo arahkan aku jika kamu sudah siap”. Dalam hati gw timpalin, “Anjrit dari kemarin gw udah niat, tapi emang bener sih gw belum siap”. Jeng jeng…. Gw menegaskan pernyataan tikus itu, sial gw ada di blok dia.

Tik.. tak.. tik.. tak…

Kukuruyuk…
Teng … 12 x

Buka mata, masih ada belek yang setia di pojok mata, upil dari kumpulan debu. Gw langsung berdiri di depan cermin (bukan kaca, soalnya gak mantul). Mencari apa sebabnya.

Damn…
Ternyata gw tahu hambatannya.

Bergegas gw mandi ambil handuk, sikat gigi, sabunan, siram air, selesai langsung didepannya.

Sangat Damn….
Gw masih gak bisa mengarahkannya meski gw tahu penyebabnya.

Sabtu, 27 November 2010

Pesannya

Menemukan warna baru dalam hidupmu selain Jingga.
Diatas Langit masih ada Langit.
Cerita Langit Jingga akan tetap ada buat aku.
Hingga akan aku namai putri kecilku, Jingga.
Akan kusayangi dia setinggi Langit.

Sabtu, 20 November 2010

Persimpangan The Rain

Kini tiba saatnya untuk merenungkan
Apa ini yang memang kita inginkan
Saatnya untuk mencari di segenap penjuru hati
Apa kita mau menerima yang kita punya
Apa adanya

Sanggupkah kita saling meredam
Ataukah hanya saling bertahan
Sanggupkah kita saling memaafkan
Ataukah hanya saling menyalahkan

Akhirnya kita temukan pahitnya persimpangan
Dan harus tetapkan arah tujuan
Terpenjara oleh ego yang semakin tinggi menjulang
Saat harga diri seolah segalanya
Mahal harganya

Sabtu, 13 November 2010

Catatan PenuLis Tentang Sutradara Disana

Aku percaya aku menulis kisah hidup tentang kita sendiri

Dan...
Setiap kali aku merasa tahu akhirnya
Sebenarnya aku tidak tahu.
Mungkin keberuntungan memang ada.
Diantara sebuah rencana dan sudut kesempatan.

Dan...
Kedamaian dari kesadaran bahwa aku tak bisa tahu segalanya.
Kehidupan terlihat lucu dari sana
Jika kamu melihatnya dari balik setir.
Kamu mungkin berakhir di tempatmu yang seharusnya.

Dan...
Aku tahu aku tidak akan muluk dengan apa yang terjadi.
Dua jari kelingking diatas pasir yang telah tertulis
Otak yang sadar dengan yang kita perbuat
Mata yang terpejam menyakini yang diucapkan
Waktu telah mencatatnya

Dan...
Jangan pernah menyesal, karena kita bukan dalam keadaan pingsan
Melainkan dalam keadaan sadar.

Minggu, 11 April 2010

Jejak dan Langkah SeLanjutnya

Aku berfikir...
Aku hanyalah satu-satu manusia yang pernah berada di persimpangan jalan. Dimana aku harus menemukan jalan yang terang. Disetiap aku ingin melangkah selalu saja kaki ini kembali melaju mundur dan kembali berhenti sejenak. memasuki otak dan menyelami hati untuk sebuah kejujuran jejak.

Namun...
Selama aku terdiam. Ternyata bukan hanya aku yang tegak berdiri dengan Lemahnya keputusan. Disekelilingku pun merasakan hal yang serupa. Bahkan Lebih parah dari sebuah mengambil keputusan untuk masuk Surga atau Neraka.

Pernah...
Aku melempar sebuah pertanyaan dari kegelisahanku kepada mereka yang sedang merasakan. Semua diam. Bukan mereka tidak bisa menjawab. Bukan mereka tidak bisa berbicara. Bukan pula mereka tidak mendengar apa yang tanyakan. Mereka hanya mengharapkan keadaan ini tidak harusnya terjadi dan kita berjalan sesuai mimpi.

Aku, kamu, kita, mereka bahkan kalian...
Ataupun Kami mempunyai Sebuah Mimpi.
Kita rangkai bersama untuk menggapainya.

Kadang muncul terselip keegoisan untuk meraih sendiri disaat tiada titik terang menerangi langkah bersama. Jauh lebih dari itu bukan yang aku inginkan.

Apapun keputusannya...
Aku pernah jujur dan menyampaikan apa yang aku rasakan.
Meski aku Langsung terdiam apakah aku sadar pada saat itu.

Minggu, 14 Februari 2010

Darinya... Untukku, Untukmu, Untuknya

Sejak kapan anda beragama Islam?
Apakah Islam adalah agama anda sejak lahir?
Apakah anda memeluk Islam karena kakek nenek dan kedua orang tua beragama Islam?

Pernahkah anda memikirkan, seandainya anda lahir di belahan dunia yang lain, misalnya di : Finlandia, Jepang, Srilanka, Tibet, atau Papua Nugini, dan anda terlahir dari kedua orang tua yang tidak beragama Islam? Apakah jika anda terlahir di salah satu negara tersebut anda akan beragama Islam? Atau anda akan beragama sama dengan agama kedua orang tua atau lingkungan anda?

Anda bisa saja mengatakan, “saya pasti akan memeluk Islam, karena agama bagi saya adalah keyakinan yang harus dipelajari. Jadi saya akan mempelajari semua agama atau agama di luar agama kedua orang tua saya. Dan saya akan menemukan dan memeluk agama Islam”.

Apakah anda yakin? Banyak Negara dan wilayah non muslim yang dakwah Islam belum sampai ke sana. Sangat sulit memperoleh literatur dan informasi yang benar mengenai Islam di banyak Negara non muslim. Yang ada opini menyesatkan dan informasi yang salah mengenai agama Islam. Kecil sekali kemungkinan anda akan menemukan Islam dan memeluknya.

Jadi kalau anda beragama Islam sejak lahir, sesungguhnya Allah Swt. yang telah menakdirkan anda untuk beragama Islam, dengan membuat anda terlahir di negara atau lingkungan dari kedua orang tua yang beragama Islam. Itu adalah nikmat iman dan Islam yang harus anda syukuri.

Kalau anda beragama Islam sebagai pilihan hidup, dan bukan karena kebetulan terlahir dari keluarga muslim, itulah taufik yang diberikan Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang.

Kalau anda terlahir dari keluarga non muslim, dan dengan keyakinan memutuskan memilih Islam sebagai agama anda, anda telah mendapatkan nikmat yang luar biasa. Inilah yang dinamakan Hidayah Allah Swt., yang diberikan kepada siapa saja yang Allah Swt. kehendaki.

Semoga Islam adalah agama pilihan anda dan bukan agama keturunan.

Jumat, 01 Januari 2010

Cinta Bukan Berarti

Semakin Lama ku merasakan jenuh
Dengan segalanya
Dengan Apa yang telah kita lakukan
Bertengkar dengan masalah yang sama
Selalu saja
Selalu ini terjadi kembali

Meminta maaf untuk tak akan mengulanginya
Membuat aku tuk akhiri semua
Aku memang menyayangimu sepenuh hati
Tapi tak menjamin kau akan hidup denganku
Aku memang mencinta namun bukan berarti
Kau bisa mengatur hidupku dengan inginmu