Title page

Minggu, 11 April 2010

Jejak dan Langkah SeLanjutnya

Aku berfikir...
Aku hanyalah satu-satu manusia yang pernah berada di persimpangan jalan. Dimana aku harus menemukan jalan yang terang. Disetiap aku ingin melangkah selalu saja kaki ini kembali melaju mundur dan kembali berhenti sejenak. memasuki otak dan menyelami hati untuk sebuah kejujuran jejak.

Namun...
Selama aku terdiam. Ternyata bukan hanya aku yang tegak berdiri dengan Lemahnya keputusan. Disekelilingku pun merasakan hal yang serupa. Bahkan Lebih parah dari sebuah mengambil keputusan untuk masuk Surga atau Neraka.

Pernah...
Aku melempar sebuah pertanyaan dari kegelisahanku kepada mereka yang sedang merasakan. Semua diam. Bukan mereka tidak bisa menjawab. Bukan mereka tidak bisa berbicara. Bukan pula mereka tidak mendengar apa yang tanyakan. Mereka hanya mengharapkan keadaan ini tidak harusnya terjadi dan kita berjalan sesuai mimpi.

Aku, kamu, kita, mereka bahkan kalian...
Ataupun Kami mempunyai Sebuah Mimpi.
Kita rangkai bersama untuk menggapainya.

Kadang muncul terselip keegoisan untuk meraih sendiri disaat tiada titik terang menerangi langkah bersama. Jauh lebih dari itu bukan yang aku inginkan.

Apapun keputusannya...
Aku pernah jujur dan menyampaikan apa yang aku rasakan.
Meski aku Langsung terdiam apakah aku sadar pada saat itu.